PAGES LISTS OF THIS BLOG

MATERI ALAT BAHAN BATIK SABLON

MATERI ALAT BAHAN BATIK SABLON

    Yang dimaksud dengan alat dalam batik sablon yaitu seperangkat benda yang menjadi unsur utama dalam proses pekerjaan. Alat sablon antara lain :

1. Plangkan
    Plangkan yaitu alat utama dalam proses sablon. Alat ini terbuat dari sebuah kain saring yang dibentangkan pada sebuah bingkai kayu atau aluminium. Kain yang digunakan bernama kain monil, yaitu kain yang terbuat dari benang sintetis. Kain monil memiliki karakter tipis, halus, namun sangat kuat. Dengan demikian tidak mudah rusak dalam proses sablon. Bingkai terbuat dari kayu jati atau aluminium. Kayu yang digunakan harus kuat dan lurus.
Plangkan Batik Printing
Plangkan Batik Printing


2. Meja Sablon
    Meja sablon atau meja kerja adalah meja yang digunakan sebagai tempat proses cetak sablon dilakukan. Di dalam pekerjaan sablon kertas, meja kerja mirip dengan meja biasa, hanya saja pada permukaannya menggunakan kaca agar rata. Sementara meja sablon kain batik berbentuk meja yang memanjang sampai puluhan meter. Hal ini disesuaikan dengan ukuran media (kain mori) yang akan dicetak.
    Permukaan meja sablon tersusun atas beberapa unsur, masing-masing dari bawah terdiri dari tripleks, karet busa, plastik perlak, dan plastik bening biasa.
Meja Batik Printing
Meja Batik Printing

plastik bening     :  berfungsi agar permukaan meja sablon bersih dan mudah dibersihkan
plastik perlak     :  berfungsi sebagai pelapis
spon / busa     :  berfungsi sebagai stabilator atau penyeimbang dan agar meja lentur
tripleks     :  berfungsi agar meja sablon rata
Kayu meja     :  berfungsi sebagai konstruksi utama meja sablon

3. Rakel
    Rakel adalah alat yang berfungsi untuk meratakan, menjalankan dan menekan zat warna di dalam plangkan sehingga menembus kain screen. Cat yang menembus inilah yang nantinya membekas dan meninggalkan pola pada kain mori. Rakel terdiri dari dua bagian, yaitu permukaan rakel dan gagang rakel. Permukaan rakel memiliki berbagai jenis dan kualitas. Masing-masing memilki karakter dan sifat yang berbeda. Perbedaan jenis rakel disebabkan bahan warna atau cat yang berbeda. Misalnya untuk cat (warna) yang menggunakan basis minyak dengan cat yang berbasis air.
Gagang rakel tebuat dari kayu yang ringan namun kuat. Sementara permukaan rakel terbuat dari karet atau bahan sintetis yang kuat.
Rakel Sablon Batik
Rakel Sablon Batik


BAHAN BATIK PRINTING
 1. Pewarna
        Pewarna batik sablon terdiri dari berbagai jenis. Masing-masing jenis memiliki karakter dan sifat sendiri-sendiri. Macam-macam pewarna sablon batik yang sering dipakai oleh produsen batik printing ,antara lain :
* manuteks
* procion (prosen)
* pigmen
* blinder
* obat base
* thiner
* minyak tanah
* detergen dan lain-lain
Pewarna batik printing
Pewarna batik printing

Manuteks
    Manuteks adalah bahan berbentuk serbuk (bubuk) sebagai bahan untuk campuran berbagai zat pewarna. Diantaranya sebagai campuran obat procion (prosen). Sebelum digunakan obat ini harus diberi air panas sampai berbentuk pasta, kemudian didiamkan selama 12 jam atau semalam untuk mendapatkan hasil yang optimal. Selain itu manuteks berfungsi agar hasil penyablonan kelihatan rapi.

 Procion
    Procion (prosen) adalah golongan cat reaktif, yaitu golongan cat baru yang langsung menghasilkan warna pada mori. Warna cat procion sangat menyolok dan kuat sehingga sangat disukai para perajin batik Pekalongan. Pemakaiannya dalam batik sablon dicampur dengan manuteks dan air panas. Sebelum untuk proses penyablonan harus diinapkan selama satu malam. Beberapa contoh cat procion antara lain :
  - procion yellow RS
  - procion briliant orange GS
  - procion briliant red 2 BS
  - procion blue 3 GS
  - procion briliant yellow 6 GS
  - procion briliant blue RS
  - procion briliant red 5 BS

Vigmen
    Vigmen adalah obat warna sintetis untuk sablon tekstil berbentuk cair. Karena itu penggunaan untuk sablon harus dicampur dengan blinder terlebih dahulu.

Blinder
    Blinder adalah bahan pengental vigmen. Bentuknya pasta berwarna putih atau netral. Selain untuk pengental blinder juga berfungsi untuk melicinkan proses penyablonan.

Obat Base
    Obat Base adalah bahan pembangkit warna Napthol yang belum dibuat garam atau belum diazokan. Obat-obat base ini lebih rumit karena warna baru akan muncul setelah melalui proses diazoteren lebih dahulu. Sebelum melalui proses penggaraman (diazo) tersebut warna tidak muncul secara langsung. Tentu hal ini berbeda dengan ketika kita menggunakan bahan vigmen atau procion.
Macam-macam Napthol antara lain :
 - Naphazol A
 - Naphazol D
 - Naphazol F
 - Naphazol B
 - Naphazol 3B
 - Naphazol SW
 - Naphazol J
 - Naphazol STR
 - Naphazol RL
 - Naphazol TR

Macam-macam garam :
  Garam Orange JS
  Garam R
  Garam Bordo GP
  Garam GG
  Garam OMerah 3 GL
  Garam Biru BL
  Garam Merah B
  Garam violet B
Obat pendukung
    Yang dimaksud obat pendukung adalah jenis kimia yang berfungsi untuk campuran cairan warna. Obat pendukung tersebut antara lain :
Blinder berfungsi untuk mengentalkan vigmen juga untuk melicinkan cat sehingga mudah untuk proses penyablonan. Manuteks berfungsi untuk mengentalkan procion, soda kue, garam.
Kaoprint berfungsi untuk campuran obat cabut warna, Waterglass untuk memperkuat warna dan sebagainya.

2. Lem Sablon
    Salah satu langkah awal sebelum proses penyablonan dilaksanakan adalah menata mori di atas meja sablon secara rata sehingga proses pencetakan bisa berhasil secara optimal. Karena itu mori tidak boleh bergeser selama dalam proses penyablonan berlangsung. Lem sablon adalah bahan untuk merekatkan kain mori yang akan di sablon dengan permukaan meja sablon. Ada dua macam lem sablon yang beredar di pasaran yaitu lem dengan basis minyak dan lem berbasis air.
Lem Meja Sablon
Lem Meja Sablon

3. Film/ Klise
    Film atau klise dalam proses batik sablon merupakan hal yang sangat vital dan harus ada. Karena klise atau film merupakan desain atau gambar rencana motif. Ada dua macam klise sablon berdasarkan jenis pengembangannya. Untuk pengembangan dengan teknik afdruk digunakan klise di atas media transparan seperti plastik mika. Sementara untuk pengembangan sistem langsung digunakan klise dengan gambar di atas kertas.
Gambar pola di atas bahan transparan seperti plastik mika berupa gambar yang berbentuk pekat dan opaque atau tidak tembus cahaya. Hal ini diperlukan karena sistem afdruk dikerjakan dengan teknik penyinaran.

4. Lak
    Lak adalah bahan penutup pori-pori kain screen agar cat tidak merembes. Lak bisa didapatkan di toko-toko obat sablon tekstil dengan mudah. Lak berbentuk cairan yang bisa mengering dan keras.

5. Thinner
    Thinner berfungsi untuk menghapus atau menghilangkan lak.

6. Minyak Tanah
    Berfungsi untuk membersihkan plangkan yang telah selesai untuk proses penyablonan. Caranya minyak tanah di campur dengan detergen lalu digosokkan pada permukaan screen lalu disemprot dengan air bersih.

LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN BATIK PRINTING

       Seperti halnya pekerjaan pembuatan batik tulis maupun cap, dalam batik printingpun harus melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah kerja yang berurutan. Yang dimaksud dengan langkah berurutan yaitu tahapan-tahapan yang saling berkaitan. Satu langkah dapat dikerjakan bila langkah sebelumnya telah selesai dikerjakan. Hal ini juga berarti bahwa di dalam proses pembuatan batik sablon tidak dapat dilaksanakan dua langkah secara bersamaan. Adapun urutan langkah pokok pembuatan batik printing adalah sebagai berikut :

1. Membuat desain (pola) batik
2. Membuat klise (film)
3. Membuat plangkan master
4. Proses penyablonan
5. Finishing

1. Membuat Desain Pola
       Membuat pola atau desain batik sablon sebenarnya hampir sama dengan pembuatan pola atau desain batik tulis maupun cap, yaitu tepian pola harus bisa disambungkan ke kanan, ke kiri, atau ke atas.

2. Membuat Klise ( Film )
       Pembuatan klise merupakan langkah yang mutlak harus ada dalam proses pekerjaan batik sablon. Karena dari pekerjaan inilah proses pekerjaan dimulai. Klise batik sablon adalah bahan awal (master) yang nantinya akan dipindahkan ke dalam plangkan screen dan menjadi alat cetak. Film klise adalah gambar pola yang dibuat di atas lembaran mika plastik bening dengan bahan tinta yang pekat dan tidak tembus cahaya. Hal ini disebebkan sistem afdruk menggunakan penyinaran. Langkah ini dapat dikerjakan apabila desain pola di atas kertas sudah jadi. Pemindahan pola ke atas mika plastik bisa dilakukan dengan komputer, namun dapat pula dilakukan dengan tangan. Letakkan plastik mika di atas pola gambar yang telah dibuat di atas kertas, kemudian gambarlah dengan tinta yang khusus untuk pembuatan film sesuai gambar polanya.

3. Membuat Plangkan Master
       Pembuatan plangkan master artinya pembuatan alat cetak yang sebenarnya. Kegiatan ini adalah memindahkan pola rencana yang semula dibuat di atas kertas ke permukaan plangkan.

    Proses pembuatan plangkan  :
    1. Tentukan dulu motif batik yang akan diproduksi untuk produksi batik printing
    2. Gambar pola motif batik tersebut di atas kertas kalkir
    3. Pilih ukuran plankan yang sesuai dengan desain pola motif batik yang akan digunakan
    4. Cetak film di atas screen plangkan (cetakan plangkan yang pertama ini, akan dijadikan plangkan master)
    5. Cetak film pada plangkan berikutnya sesuai warna yang akan digunakan, caranya dengan melakukan copying plangkan master kepada plangkan warna dan menutup pola berdasarkan warna yang akan digunakan. Sehingga akan dibutuhkan plangkan sejumlah warna yang akan digunakan

Plangkan untuk batik printing biasanya berukuran 1,2 meter X 2,5 meter.
Sedangkan ukuran mori yang digunakan untuk batik printing biasanya berukuran panjang 33 meter.

4. Proses Penyablonan

Setelah plangkan dibuat, proses selanjutnya adalah (Proses penyablonan = pemindahan pola pada plangkan master ke atas kain mori sehingga menjadi sebuah kain batik printing). Selanjutnya siapkan mori sebagai kain bahan dasar untuk pembuatan batik. Mori yang digunakan bisa mori yang masih polos (masih berwarna putih) ataupun yang sudah diberi warna. Tentunya ini sangat tergantung warna dasar dari motif yang akan dibuat. Jika memang warna dasar batiknya tidak putih, maka mori polos yang masih berwarna putih harus dilakukan proses pewarnaan dahulu. Setelah mori siap, mori tersebut diletakkan di atas meja batik yang sebelumnya telah diolesi perekat (Lem sablon), dimana tujuannya agar mori tidak bergeser selama proses pembatikan, karena jika mori bergeser sedikit saja maka akan menyebabkan motif batik menjadi cacat.

Selanjutnya satu persatu dilakukan proses pewarnaan batik sesuai desain awal dan plangkan yang telah ditetapkan. Cara pewarnaannya seperti cara menyablon, tetapi di sini sablonnya sangat panjang sesuai panjang meja batik, biasanya panjang meja hingga 35 meter. Cara penyablonannya dilakukan dengan loncat satu rel (rel ganjil) ukuran panjang plangkan, dengan tujuan agar pewarnaan yang masih basah tidak tertimpa. Baru setelah satu meja selesai semua diberikan pewarnaan, diulangi lagi dari awal untuk rel genap yang belum diberikan pewarnaan. Begitu seterusnya memutar hingga keseluruh meja batik. Cara ini biasanya dipakai oleh Jasa Pembuatan Batik Printing.

Pekerjaan pewarnaan sablon ini harus dilakukan oleh dua orang, karena selain harus melakukan penggeseran plangkan sepanjang meja, juga harus melakukan pewarnaan dengan menggeser-tekan rakel sesuai ukuran plangkan.

Setelah warna pertama selesai semua, selanjutnya dilakukan pewarnaan kedua dengan plangkan yang kedua tentunya. Caranya persis seperti pada proses pewarnaan yang pertama tadi.

Proses pewarnaan teknik batik printing ini dilakukan terus hingga semua warna dengan pasangan plangkannya telah diimplementasikan semua.

5. Finishing
       Finishing adalah langkah terakhir sebuah proses (pekerjaan) penyablonan. Finishing batik sablon sangat bervariasi tergantung bahan yang digunakan. Untuk sablon dengan bahan prosion, soda kue, dan manutek pengerjaan terakhirnya adalah pelorodan yang berupa pencelupan kain sablon ke dalam air panas setelah diinapkan selama satu malam.


PENGUKURAN DIMENSI

Pelajari materi  penguatan Besaran, Satuan, Dimensi, Pengukuran berikut
Dimensi adalah satu standar yang dipakai untuk mengidentifikasi dan menentukan besaran (quantity) dari suatu kondisi fisik yang ada, termasuk dalam ilmu konstruksi

Dalam SI (Satuan Internasional) unit terdapat 7 dimensi dasar, dengan kode :
    mass (M), length (L), time (T), electric current (I), temperature (Θ), amount of substance (N) and intensity of light (J)




Dimensi dan Satuan Turunan

Berikut ini beberapa dimensi dan satuan turunan yang banyak digunakan 
2
Picture
1. Pengukuran panjang menggunakan jangka sorong
jangka sorong

jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang benda maksimum 10 cm dan minimum 0,01 cm. Dengan skala 0,01 cm
Cara Membaca Skala Jangka sorong di atas :
a. Bacalah Skala Utama yang berdekatan dengan angka nol skala nonius. Terbaca antara 2,1 cm dan 2,2 cm
b. Perhatikan skala nonius yang berimpit dengan skala utama. Terlihat skala kelima.
c. Bacaan Jangka sorong :

==> 2,1 cm + (5×0,01) cm
==> 2,1 cm + 0,05 cm
==> 2,15 cm

2. Pengukuran Panjang menggunakan Mikrometer Sekrup

mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang maksimal 2,5 cm ( 25 mm ), dengan skala terkecil 0,01 mm.
Cara membaca skala mikrometer sekrup :
a. Bacalah skala utama yang berdekatan dengan tepi selubung luar. Terbaca 4,5 mm dan 5 mm pada gambar.
b. perhatikan skala pada selubung luar yang berimpit dengan garis mendatar skala utama. Terlihat sekala ke 45+2= 47
c. Bacalah Mikrometer sekrup :
==> 4,5 mm + (47 × 0,01) mm
==> 4,5 mm + 0,47 mm
==> 4,97 mm

Cara Menggunakan Neraca Ohaus
Sebelum kalian dapat menggunakan neraca ohaus dengan benar, kalian perlu memahami bagian-bagian neraca ohaus dan fungsinya terlebih dahulu. Untuk itu silahkan perhatikan gambar di bawah ini.


bagian bagian neraca ohaus 3 4 lengan lengkap
Fungsi dari kelima  bagian neraca ohaus di atas adalah sebagai berikut.
 Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan untuk mengenolkan atau mengkalibrasi neraca ketika neraca akan digunakan.
 Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk meletakkan benda yang akan diukur massanya.
 Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-geser dan setiap lengan neraca memilikinya.
 Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu. Jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya. Masing-masing lengan menunjukkan skala dengan satuan yang berbeda.
 Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada proses penimbangan atau pengukuran massa benda.
Adapun langkah-langkah menggunakan neraca ohaus tiga lengan adalah sebagai berikut.
1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser pemberat (anting) pada lengan depan, tengah, dan belakang ke sisi kiri dan dan putar tombol kalibrasi sampai garis kesetimbangan mengarah pada angka nol.
2. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang.
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di tempat yang tersedia pada neraca (tempat beban).
4. Geser ketiga pemberat diurutkan dari pemberat yang paling besar ke yang terkecil yaitu dimulai dari lengan yang menunjukkan skala ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang.
5. Bacalah massa benda dengan menjumlahkan nilai yang ditunjukkan oleh skala ratusan, puluhan, dan satuan atau sepersepuluhan.

Cara Membaca Skala Hasil Pengukuran Neraca Ohaus
Membaca skala alat ukur merupakan langkah terakhir dalam proses pengukuran. Pada neraca ohaus, setelah sistem kesetimbangan tercapai, selanjutnya kalian tinggal membaca skala hasil penimbangan untuk mengetahui berapa massa benda yang ditimbang. Perhatikan contoh soal berikut.
Sekantong plastik gula pasir ditimbang dengan neraca OHauss tiga lengan. Posisi lengan depan, lengan tengah, dan lengan belakang dalam keadaan setimbang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tentutakanlah massa gula pasir tersebut!
Cara membaca skala hasil pengukuran massa dengan neraca ohaus
Jawab:
Berdasarkan gambar di atas, hasil pengukuran menggunakan neraca ohaus adalah sebagai berikut.
Skala Lengan Depan
=
2,4
gram
Skala Lengan Tengah
=
500
gram
Skala Lengan Belakang
=
40
gram
+


542,4
gram
Dengan demikian, massa sekantong plastik gula pasir tersebut adalah 542,4 gram.

Berdasarkan jumlah lengannya, neraca ohaus dibagi menjadi 3 jenis, yaitu neraca ohaus 2 lengan, neraca ohaus 3 lengan, dan neraca ohaus 4 lengan. Meski jumlah lengannya berbeda, namun prinsip kerja dan cara penggunaan ketiga jenis neraca ohaus ini tetaplah sama.

Cara Menggunakan Neraca Ohaus

Kemudian, setelah tahu jenis-jenisnya, mari kita pahami bagian-bagian neraca ohaus agar Anda tidak bingung mengikuti panduan cara menggunakan neraca ohaus yang akan saya sampaikan nanti.


Sedikitnya ada 5 bagian utama neraca ohaus yang pasti ada dalam setiap jenis-jenis neraca ohaus. Kelima bagian tersebut yaitu:
  1. Tempat beban. Adalah tempat yang digunakan untuk meletakan benda yang hendak diukur.
  2. Tombol kalibrasi. Adalah sebuah tombol atau knop yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ohaus ketika neraca akan digunakan.
  3. Lengan neraca. Adalah lengan yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu. jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3, atau 4. Masing-masing lengan menunjukan skala dan satuan yang berbeda-beda.
  4. Pemberat (anting). Adalah sebuah logam yang menggantung pada lengan. Fungsinya sebagai penunjuk hasil pengukuran. Ia dapat digeser-geser dan setiap lengan neraca memilikinya.
  5. Garis kesetimbangan. Disebut juga Titik 0. Ia digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada proses penimbangan.

Nah, setelah tahu apa saja bagian-bagian neraca ohaus, selanjutnya kita bahas bagaimana cara menggunakan neraca ohaus dengan benar.

1. Cara Kalibrasi

Sebelum melakukan penimbangan, neraca ohaus terlebih dahulu harus dikalibrasi agar hasil penimbangan nantinya dapat akurat. Untuk melakukan kalibrasi, pertama letakan semua anting pada lengan neraca di titik terendah dari skala yang ditunjukan. Kemudian putar sekrup atau tombol kalibrasi yang letaknya berada di bawah tempat beban. Putar sekrup hingga neraca mencapai garis kesetimbangan (titik 0). Setelah itu, neraca ohaus siap digunakan.
2. Cara Penimbangan
Cara menggunakan neraca ohaus diawali dengan meletakan beban yang ingin diketahui massanya (ditimbang) ke dalam wadah beban. Setelah itu, geser anting pada lengan yang menunjukan skala paling besar sampai garis kesetimbangan hampir tercapai.

Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser anting pada lengan yang menunjukan skala lebih kecil sampai garis kesetimbangan tercapai. Dan jika belum juga, lakukan hal yang sama pada anting di lengan selanjutnya sampai titik kesetimbangan benar-benar tercapai. 

3. Cara Membaca Skala Hasil Penimbangan

Setelah titik keseimbangan tercapai, selanjutnya Anda tinggal membaca skala hasil penimbangan untuk mengetahui berapa massa benda yang ditimbang. Sebagai contoh, perhatikan gambar di bawah ini!

Cara Menggunakan Neraca Ohaus dan Bagian-bagiannya

Pada gambar di atas, dapat kita lihat bahwa lengan pertama menunjukan skala 400 gram, lengan kedua menunjukan skala 50 gram, dan lengan ketiga menunjukan skala 6,5 gram. Dari skala yang ditunjukan ketiga lengan, kita dapat mengetahui massa benda dengan menjumlahkan semua skala yang ditunjukan masing-masing lengan, yaitu 400 gr + 50 gr + 6,5 gr = 456,5 gr.








Untuk mengukur gaya gerak listrik (ggl) dan tegangan jepit kita gunakan alat yang dinamakan Voltmeter. Sedangkan untuk mengukur besar kuat arus, kita gunakan Amperemeter. Berikut ini adalah gambar kedua alat tersebut yang sering digunakan di sekolah-sekolah, fungsi alat ini terdiri dari dua yaitu sebagai pengukur arus (amperemeter) dan sebagai pengukur beda potensial (voltmeter).

Bagaimana cara membaca hasil pengukuran dengan menggunakan amperemeter atau Voltmeter? Sebelum kita membahas mengenai bagaimana cara membaca hasil pengukuran arus listrik dan tegangan, perlu diketahui dulu bagian-bagian dari alat tersebut. Bagian-bagian amperemeter/voltmeter terdiri dari batas ukur, terminal positip skala dan terminal negatip seperti terlihat pada gambar.

Untuk Membaca hasil pengukuran amperemeter/voltmeter kita gunakan rumus:

NP=(PJ/ST) x BU
NP= Nilai pengukuran, PJ = penunjukan jarum, ST=skala tertinggi, dan BU= Batas ukur




Contoh:

PJ = 20, ST = 50, BU = 25 mA
maka:
NP = (20/50) x 25 mA
     = 10 mA
MULTIMETER

Seorang teknisi elektronik biasanya memiliki alat pengukur wajib yang mereka gunakan untuk berbagai keperluan teknis yaitu avometer atau multimeter yang merupakan gabungan dari fungsi alat ukur amperemeter untuk mengukur ampere (kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik) dan ohmmeter untuk mengukur ohm (hambatan listrik).

CONTOH SOAL PEMBAHASAN
Rangkaian sederhana dari hambatan (R) ditunjukkan seperti gambar berikut:
Nilai hambatan R adalah….
A.  1,0 Ω
B.  1,5 Ω
C.  2,0 Ω
D.  2,5 Ω
E.  3,0 Ω
Pembahasan
Pembacaan Voltmeter
V= \frac{2,5}{5} \times 10=5\quad volt
Pembacaan Amperemeter
I= \frac{2,5}{5} \times 5=2,5\quad ampere
Besarnya hambatan R adalah


R= \frac{V}{I} = \frac{5}{2,5} =2,0 \quad \Omega

SOAL TUGAS KELAS X MIPA 5 , X MIPA 2

1 Perhatikan gambar berikut.
Berikut contoh soal sumber arus listrik dan kunci jawaban nya, semoga berguna dalam pemanfaatan nya, berikut soal dan sekaligus kunci jawaban nya...Jika batas ukur amperemeter 1 A, besar kuat arus yang terukur adalah ....











Jika batas ukur amperemeter 1 A, besar kuat arus yang terukur adalah ....
a. 5 A
b. 10 A
c. 15 A
d. 40 A
e. 50 A

2 Jika voltmeter AC menunjukkan angka 80 dan batas ukur maksimum voltmeter adalah 300 volt maka tegangan hambatan R1 pada saat pengukuran sebesar....

A. 100 volt
B. 150 volt
C. 200 volt
D. 250 volt
E. 300 volt
(Sumber soal : Fisikastudycenter.com-Modifikasi EBTANAS 1989)

3 Gambar berikut memperlihatkan pengukuran tegangan listrik pada sebuah hambatan dalam suatu rangkaian.

Jika kuat arus yang mengalir pada rangkaian adalah 2 A, maka nilai tegangan sumber listrik sebesar....
A. 120 volt
B. 180 volt
C. 200 volt
D. 220 volt
E. 240 volt
(Sumber soal : Fisikastudycenter.com)

4 Amperemeter dan Voltmeter digunakan untuk mengukur kuat arus dan tegangan pada suatu rangkaian seperti gambar.



Besar tegangan sumber V adalah.....
A. 3 volt
B. 5 volt
C. 6 volt
D. 10 volt
E. 15 volt
(Sumber soal : Soal UN Fisika 2009 P04)
5. Perhatikan  gambar berikut  ini.

soal amperemeter


Jika  nilai skala yang  ditunjuk  jarum adalah 2,4, berapakah  hasil  pengukuran  tersebut?
A.  4,80  A
B.  3,20 A
C.  2,40
D.  0,96  A
E.  0.24  A
6. Dua buah pelat besi diukur menggunakan jangka sorong dan hasilnya adalah seperti gambar berikut!
Berapakah selisih tebal kedua pelat besi tersebut?

A. 0,3 mm
B. 0,6 mm
C. 0,7 mm
D. 0,8 mm
E. 1,7 mm

7. Perhatikan hasil timbangan dengan neraca Ohauss tiga lengan berikut!
 Massa benda yang ditimbang adalah ….
A.  546,6 gram
B.  464,5 gram
C.  456,5 gram
D.  364,5 gram
E.  346,5 gram

8.

9.

10.  SOAL DIMENSI
Tentukan satuan dan dimensi fluks magnet jika fluks magnet merupakan hasil kali medan magnet dengan luas penampang yang tegak lurus arah medan magnet!
Catatan :
Fluks magnetik

Hasil gambar untuk fluks magnetik
Gambar  Fluks magnetik
Fluks magnetik menyatakan jumlah garis gaya yang menembus permukaan dalam arah tegak lurus. Fluks magnetik diperoleh dengan melakukan integrasi dari produk skalar antara vektor medan magnetik dengan vektor elemen luas.
Hasil gambar untuk fluks magnetik = B A cos
Gambar  Fluks magnetik 
dan persamaan matematis fluks
Keterangan :
Φ = Fluks magnetik (Wb)
B = Medan magnetik (Wb/m2)
A = Luas penampang (m2)
θ = Sudut antara arah medan magnetik (B) dengan arah normal bidang (N)

My Blog List